Minggu, 08 Juli 2012

My Memories (III)

Metha emang bandel banget kalo soal hobi favorit yang ditentang keras oleh mamanya itu. Berkali-kali rutinitas Metha membaca novel dan komik di waktu malam yang seharusnya ia gunakan untuk mengerjakan tugas atau belajar dipergoki mamanya. Maka meluncurlah mantra-mantra yang biasa disebut NASEHAT itu. “Kan udah mama bilangin, daripada membaca bacaan kayak begitu lebih baik buat belajar! Kamu ini gak ngerti-ngerti kalo mama bilangin…….” dan bla…bla…bla, masih panjang lagi ekor di belakangnya.
                “Eh, ayahku tadi kemana?” Tanya Metha bingung melihat tamu belia itu ditinggal sendirian. “Ehm, tadi kata ayahmu……,” jawab cowok itu terputus karena selama hampir satu jam bertatap muka, bahkan belum mengetahui nama ketua RT tersebut. “Pak Handoko,” jawab Metha tanggap. “Ya, kata Pak Handoko anak perempuannya bisa membantuku untuk mengenal daerah sini.” “Ayah ngomong begitu? Aku Metha, anak Pak Handoko.” “Rasi,” balas cowok itu dibalas dengan tatapan heran Metha. “Hei, kamu sekolah di Almatera kan??” Rasi menyipitkan mata, bertanya-tanya karena bahkan dia baru sekali ini melihat Metha, “Iya”.
 ††††††††††††††††††

0 comments:

Posting Komentar