NASKAH
DRAMA
“BISIK-BISIK
TETANGGA”
Tokoh:
- Mak Ideh (pedagang sayur): Kurratul
- Mpok Aji: Pintar Tri
- Lasimah: Wiwid
- Sumintil (Tetangga Lasimah): Sandy
- Kodi (Hansip): Warda Venia
- Bonadi (Maling): Mas Fitra
- Poni (Bos pabrik kain): Anissa
- Ladimo (Ajudan Poni): Muthia
- Seluruh warga desa
- Narrator: Dhiessy
PANGGUNG BERSETINGKAN TEPIAN SUNGAI DI PINGGIR
DESA, SEKITARNYA TERDAPAT RERIMBUNAN PEPOHONAN. DI SANA NAMPAKLAH PARA IBU-IBU
MELAKUKAN KEGIATAN RUTIN YAITU MENUNGGU TUKANG SAYUR SAMBIL BERCENGKRAMA.
ADA 2 IBU YANG SEDANG BERCANDA, LALU DATANGLAH
BANG HUSNI MENGHAMPIRI SAMBIL MEMBAWA KERANJANG PIKUL TEMPAT SAYUR:
Mak
ideh: (TERSENYUM) Pagi ibu-ibu, tumben datangnya rada pagian nih. (DUDUK DISEBELAH
LASIMAH DAN MEMARKIR GEROBAK SAYURNYA.)
Lasimah: (MENGELUARKAN
SELEMBAR UANG UNTUK DIBERIKAN KE MAK
IDEH) Ah enggak, Yuk. Ini juga barusan datang.
Sumintil: Iya,
kok tumben sih malah Mak ideh yang datangnya telat nih. Kesiangan ya?(MEMILIH-MILIH SAYUR)
Mak
ideh: (MENGELUARKAN SESUATU DARI KERANJANG) He eh, saya tadi malam nggak bisa tidur
nih. Gara-gara suami saya nggak pulang-pulang
dari ronda terus ada suara ribut-ribut dari luar. Eh ya ada apa sih itu?
Sumintil: Wah
suami saya juga pulangnya malah baru tadi pagi, tapi langsung tidur tuh saya jadi belum
sempat nanya.
Lasimah: (MEMILIH
SEBUAH TERONG SAMBIL MEMANDANG SEKITAR
MENUNGGU KEMUNCULAN SESEORANG) Iya, suami saya
juga. Ngomong-ngomong biang gosip nomor satu di kampung kita kok belum datang ya? Biasanya dia selalu
tahu isu paling gress di kampung.
TIBA-TIBA MUNCUL SOSOK YANG MEREKA CARI. MPOK
AJI DATANG MENGHAMPIRI. JALANNYA CENTIL YANG DIBUAT-BUAT SEKALI. WANITA INI
MEMANG TERKENAL GANJENNYA.
Mak
ideh: (BERGUMAM SAMBIL MEMANDANG SINIS KEMUNCULAN MPOK AJI) Wah panjang umur
nih, baru dirasani udah nongol.
KEDUA TETANGGA MENATAP SINIS MPOK AJI. MEMANG
DIA TIDAK TERLALU DISUKAI DI KAMPUNGNYA KARENA DIA ADALAH GOSIPER KELAS WAHID
YANG SELALU MENYEBARKAN GOSIP YG 70% FITNAH.
Mpok
Aji: Hello jeng-jeng sekalian. Pasti menunggu kehadiran saya kan? (SENYUM-SENYUM
GENIT SAMBIL MELAMBAIKAN TANGAN
KE PARA IBU-IBU)
IBU-IBU LAINNYA HANYA BERPANDANG-PANDANGAN.
SEMENTARA MPOK AJI DUDUK SAMBIL MENGHITUNG UANG DARI DOMPETNYA.
Mpok
Aji: (MULAI MENGGOSIP) Eh tau nggak sih jeng-jeng sekalian. Tadi malam ada maling
nyaris ketangkap lohh. Itu yang sering
nyolongin di kampung
kita. Idih amit-amit banget dehhh...hiih ogah sih saya punya suami maling. Udah malu-maluin,
duitnya dikit lagi, mana bisa beli parfum paling anyar buat
ngelengkapin koleksi parfum mahal saya. (NGOMONG
DENGAN GAYA HIPERBOLA)
Sumintil: Masa
sih, yg bener Mpok? Gara-gara itu kali ya suami pada nggak pulang-pulang ronda.
Mpok
Aji: Iya kali suami saya juga belon pulang-pulang. Masih
ngejar-ngejar tu maling
kali yah. Wah asik nih pasti suami saya bisa nangkep tu maling, terus dapet imbalan duit
lumayan buat tambah-tambah gajinya tar juga dikasiih
ke saya huhuhuhu....
SEMENTARA MPOK AJI MASIH MENGOBROL DENGAN
TETANGGA
Mak ideh: (BERBISIK KE SUMINTIL) Mpok
Aji nih kepedean yah. Suaminya kan
udah nggak kerja lagi. Apa dia nggak tahu?
Sumintil: (BERGUMAM
KE MAK IDEH) Iya ya, padahal kan udah jadi gunjingan
sekampung masa ratu gosip malah nggak tahu?
Mpok
Aji: (TERSENYUM GENIT) Eh ngomong-ngomong, saya habis dibelikan baju baru lohh sama suami saya,
bagus banget deh. Pasti mahal, lagian suami
saya akhir-akhir ini sering dapat duit banyak nih. Ah kalau suami kalian mana mampu
beli barang begituan, mbok ya suruh jadi kaya suami saya gitu, mandornya
petani-petani disini.
Lasimah: (BERDIRI
LALU MARAH-MARAH KE MPOK AJI) Eh enak aja ya!!
Walaupun saya miskin dan suami saya cuma petani, tapi kami masih punya harga
diri! Suami sayapun juga masih punya pekerjaan tidak
seperti suamimu itu! Dan saya juga tidak menyedot harta suamiku,
memangnya saya matre kayak anda?
Mpok
Aji: (BERDIRI DAN BALAS MEMBENTAK) Apa kamu bilang?!!! Suami saya
pengangguran???!! Mana bisa, dasar sok tahu nih! Orang tiap hari aja dia selalu pake baju kantoran kok!
Terus dapat uang dari mana
dia selama ini??? Mana ngatain orang matre lagi, dasar sirik aja bisanya.
SUMINTIL DAN MAK IDEH BURU-BURU MENENANGKAN
KEDUA MPOK-MPOK YANG ‘PANAS’ ITU. SUMINTIL MENGELUS-ELUS PUNGGUNG LASIMAH,
SEMENTARA MAK IDEH BINGUNG SENDIRI.
Sumintil: (MENENANGKAN)
udah, Mpok. Orang kayak gitu aja kok diurusin. Diamkan
aja, Mpok!
Mpok
Aji: (MEMBENTAK LAGI) Heh!! Maksud kamu saya orang kaya apa hah?!! Kamu ini sama
aja kurang ajarnya, dasar orang kere!
SUMINTIL DIAM SAJA
Lasimah: (MENUNJUK
MPOK AJI) Ini lagi, sombong banget sih!
Tar kena azab baru
tau rasa, dasar orang kikir dan sombong!!
Mpok
Aji: Alah sok suci banget sih! Emangnya kamu hidup nggak butuh
uang? Munafik!
KEDUA MPOK MELANJUTKAN BERTENGKAR. SUMINTIL
DIAM SAJA TIDAK BERANI BERKOMENTAR TAKUT AKAN MEMPERKERUH MASALAH.
SEMENTARA ITU, TIBA-TIBA SESOSOK LELAKI YANG
MUKANYA DITUTUPI SARUNG BERLARI KETAKUKAN (MASUK PANGGUNG) SAMBIL MEMBAWA
BUNTELAN LALU BERSEMBUNYI DI BALIK POHON. MPOK-MPOK BERHENTI BERTENGKAR DAN TERPANA
MENYAKSIKANNYA.
Lasimah, Sumintil, Mak ideh, Mpok Aji :
(BERTERIAK) Tolooongg ada maliiing!!!
LALU SEORANG HANSIP BERLARI TERGOPOH-GOPOH
SAMBIL MENIUP PELUIT DAN MENGACUNGKAN PENTUNGAN. IA SEGERA MENGHAMPIRI PARA
IBU-IBU. SEMENTARA SI MALING BERSEMBUNYI DAN TAK BERGERAK SAMA SEKALI
Hansip: (TERENGAH-ENGAH) Eh
Mpok-mpok sekalian... anu... (MENYEKA
KERINGAT)...liat orang mencurigakan lari ke sini enggak?? Saya juga mendengar teriakan, apa
itu suara mpok-mpok sekalian?
Sumintil: (PANIK)
Iya, Mang!!! Barusan ada orang yg mukanya ditutupin sarung lari ke sini Mang!!
Mpok
Aji: (KETAKUTAN) Waduh jangan-jangan itu maling yang sering beraksi di sini!
Hansip: Hah??!
Terus kemana orangnya? (MENGACUNGKAN PENTUNG SAMBIL
MELIHAT KE SEKITAR MENCARI KEBERADAAN SI MALING)
SEMENTARA ITU MALING MENGINTIP DARI BALIK RIMBUNNYA PEPOHONAN. NAMPAK
TERENGAH-ENGAH DAN PANIK.
Lasimah: (BERTATAPAN
DENGAN SI MALING) Nahh!! Itu dia Mang!! Cepet
Mang, tar keburu lari!! (MENUNJUK KE ARAH SI MALING BERADA)
Hansip: (BURU-BURU
MENGHAMPIRI SI MALING) Hei maling!! Jangan bergerak!
Cepat keluar, anda sudah kami kepung, menyerahlah!!
Mpok
Aji: (KHAWATIR) Ati-ati Mang...s..sapa..tahu...dia bawa
se...senjata, Mang!
TIBA-TIBA SI MALING NEKAT KELUAR. PARA IBU-IBU
LALU BERTERIAK. MANG HANSIP SUDAH SIAP SEDIA DENGAN SENJATA ANDALANNYA,
PENTUNG.
MALING BERDIRI DENGAN POSISI MENGANCAM,
SEAKAN-AKAN AKAN MENGELUARKAN SESUATU DARI BALIK SARUNGNYA. WALAUPUN TERLIHAT
PANIK. SEMENTARA HANSIP MENCENGKRAM SENJATANYA ERAT-ERAT DAN MENGAWASI SI
MALING DENGAN WASPADA. KEDUANYA BERHADAPAN. IBU-IBU HANYA BISA TERPAKU MENAHAN
NAPAS, MUKA MEREKA PUCAT PASI.
Sumintil: (GEMETARAN) Haduh, gimana ini????
Lasimah dan Mpok Aji: (MENGAMBIL
SIKAP DOA MEMOHON KESELAMATAN)
Mak
ideh: (MEMEGANG TONGKAT DAN DIAM-DIAM BERDIRI DI BELAKANG SI MALING
NAMUN TIDAK DISADARI)
SI MALING TIBA-TIBA BERGERAK CEPAT MENGELUARKAN
SESUATU, YANG TERNYATA ADALAH.......CELURIT!! HANSIP & PARA IBU TAMBAH
PUCAT PASI DAN MENAHAN NAPAS.
Maling: (MENGANCAM)
Awas kalian kalau berani mendekat! Celurit ini akan
mampir di tubuh kalian. (MENGACUNGKAN CELURIT).
SEMUANYA TERDIAM TAK ADA YANG BERANI BERGERAK.
NAMUN HANSIP MEMBERANIKAN DIRI MELANGKAH SEDIKIT MENDEKATI MALING, NAMUN TIDAK
BERANI MENGENDURKAN KEWASPADAANNYA.
Maling: Wah
nantang orang ini. Rasain nih sambitan celurit gue!! (MENGAYUNKAN
CELURIT KE ARAH HANSIP)
SEMUA MENAHAN NAPAS MENUNGGU APA YANG AKAN
TERJADI SELANJUTNYA.............NAMUN TIBA-TIBA SAAT CELURIT
DIAYUNKAN.....TERDENGAR SUARA BESI JATUH DAN TERYATA CELURIT TERSEBUT TERLEPAS
DARI GAGANGNYA....
Lasimah: (MENGAYUNKAN
BATANG POHON) Sekarang, Mang!!!
LASIMAH MEMBERI ISYARAT MENYERANG PADA HANSIP.
BATANG POHON YANG DIGENGGAMNYA DIPUKULKAN KUAT-KUAT KE PUNGGUNG SI MALING DAN
DENGAN SIGAP MANG HANSIP MERINGKUSNYA. AKHIRNYA SI MALING BERHASIL DILUMPUHAN
DAN DITANGKAP.
Maling: (MENGERANG
KESAKITAN) Aduuhhh....ampunn...ampunn!!
MAK IDEH LALU MENGAMBIL KAIN UNTUK MENGIKAT
TANGAN SI MALING AGAR TIDAK DAPAT BERGERAK.
Mpok
Aji: (SENANG) Wah ni dia malingnya yang selama ini menyantroni kampung kita!!
Huuu...dasar perusuh!
Sumintil: (KAGUM)
Mpok Lasimah berani sekali yahh.....hebat!
Hansip: (MENYEKA
KERINGAT) Fiuhh...iya, bener tanpa Mpok Lasimah mana bisa ketangkep ni maling. Terima kasih
ya, Mpok! Mpok udah berjasa
sekali lo. (TERTAWA LEGA)
Lasimah: (MENGHELA NAPAS) Ahh kok segitunya sih,
soalnya saya sudah sebel
ama ni maling. Ayam saya udah 3 hari ini ilang terus! Pasti ni maling
yang ambil. (SENYUM PUAS). Terus kita apakan ini maling?
Mpok
Aji: (BERSEMANGAT) Udah kita panggilin orang-orang kampung aja biar dipukulin sampai
mampus hahaha!! Nyahok lu! (MENGEJEK MALING)
Sumintil: Haduh
Mpok, jangan tega begitu ah....sadiss....pamali atuh tar kena balesannya.
Mpok
Aji: (MENCIBIR) Ini lagi....khotbah kok di sini. Nyebelin banget
sih.
Hansip: (MELERAI)
Sudah-sudah, bagaimana kalau kita bawa
ke rumah Pak Kades
saja? Biar nanti dipanggilkan polisi saja.
Mak ideh, Lasimah, dan Sumintil: Iya
Mang. Lebih baik begitu daripada nanti jadi korban amuk massa....kan kasihan.
Hansip: Hei
maling, apa maumu mencuri di daerah ini hah?!!
Maling: (TERTUNDUK
SEDIH)......habisnya....saya butuh uang Mang. Anak saya 3 sakit semua gara-gara keracunan air minum.
Saya habis kena PHK
sedangkan istri saya tidak mau tau kalau saya tidak punya uang, pokoknya saya harus menuruti
semua kemauan dia.
Sumintil: (IKUT
SEDIH) Ya ampuuunn..........kasihan sekali....
SEMENTARA MPOK AJI ACUH TAK ACUH SAJA MENDENGAR
PENUTURAN MALING ITU.
Mpok
Aji: (MENCIBIR) Makanya jadi lelaki itu jangan malas-malasan!! Nah
lo sekarang di PHK
malah jadi maling...hahaha kasian amat (TERTAWA MENGEJEK)
Hansip: Hussh!!!
Mpok Aji jangan begitu dong, tar kalo suami Mpok yang kena gimana hayo?!
Mpok
Aji: (KETUS) Huh ya nggak mungkin lahhh...mimpi kali yee...
Lasimah: (BERJALAN
MENGITARI MALING) Ngomong-ngomong kalian penasaran
tidak sih sama muka maling ini?? Bagaimana kalau kita buka saja sarungnya??
Semua: (BERSERU)
Setujuuu...!!!
MANG HANSIP LALU MEMEGANG SARUNG SI MALING DAN
MENARIKNYA....TERNYATA MALING ITU ADALAH.....
Mpok
Aji: (KAGET MUKANYA PUCAT) Ya ampuuunn??!!! Bang Bonadi?? Jadi selama ini abang
yang......................karena abang sudah di....di PHK????!! TUHAANN......(PINGSAN)
Lasimah: (TERGOPOH-GOPOH
MENGHAMPIRI MPOK JALI YANG SEDANG
TERBARING PINGSAN) Mpookk...sadar, Mpok!! Nyebut Mpok! Nyebuutt..!! (PANIK)
MALING YANG TERNYATA BANG BONADI SUAMI DARI
MPOK AJI TERSIPU MALU. BAHKAN YANG LAIN JUGA IKUT TERPANA....MEREKA TIDAK
MENYANGKA BAHWA PELAKUNYA BANG BONADI, MANDOR DARI PARA PETANI KAMPUNG INI DAN
TERKENAL KAYA!
Sumintil: (MEMEGANG PIPI BONADI SAMBIL MENGERUTKAN WAJAH) Lho, tapi kok mukanya udah bonyok
duluan gini, ada apa kang Bonadi??
Maling: Panjang ceritanya yu.... begini awalnya.....
CERITA FLASH BACK
DI DEPAN TERAS RUMAH BONADI DAN MPOK AJI
DUDUK-DUDUK. BONADI MEMBACA KORAN CARI INFO LOWONGN KERJA, TAP BERLAGAK MEMBACA
BERITA.
Mpok Aji: (MERENGEK) Bang, anak kita muntah-muntah terus tuh, diare uda 3 hari gak kelar-kelar. Aduh gimana nih bang?
Bonadi: (NADA KESAL) Abang
tahu, ini juga abang lagi nyari info pengobatan
sama cari info sebab anak kita muntah-muntah terus, diem dulu nah...!!
Mpok Aji: (KESAL) Abang ini gimana
sih, anak sakit gitu gak peduli sama sekali, sana
bawa mereka ke rumah sakit, yang elit, VVIP, biar penanganannya bagus
terus cepat sembuh, biar gak malu juga dilihat tetangga
kalau penyakit anak kita itu penyakit malu-maluin. (LALU IA PERGI
ENTAH KEMANA SAMBIL MENGGERUTU)
BONADI BINGUNG BUKAN KEPALANG, IA TAK PUNYA
UANG SAMA SEKALI UNTUK MENGOBATI ANAK-ANAKNYA, APALAGI UNTUK MENURUTI KEMAUAN MPOK AJI.
BONADI MEMERAS OTAK, MENCARI CARA UNTUK
MENYELESAIKAN MASALAH INI. AKHIRNYA IA MEMUTUSKAN UNTUK PERGI KE RUMAH PONI,
SANG BOS ANYARAN PABRIK KAIN UNTUK MEMINJAM UANG.
DI RUMAH ITU PONI SEDANG BERBICARA PADA LADIMO,
AJUDANNYA. MEREKA MEMBICARAKAN BAGAIMANA CARA UNTUK MEMBUAT PABRIK MEREKA TIDAK
PERLU MENGELUARKAN UANG UNTUK MENGOLAH LIMBAH INDUSTRINYA.
Poni: Le, gimana kalau
limbah cair kita dibuang ke sumber aja, gak akan ketahuan kalau itu limbah, toh warnanya bening sama
kayak air. (MENGERNYITKAN
ALIS SEOLAH-OLAH TANDA MENGANCAM
PADA LADIMO)
DILUAR DINDING RUMAH PONI, BONADI SEDANG
MENGUPING
Ladimo: (CEMBERUT) Wah, apa gak
bahaya tuh bos? Dulu kita buang limbah itu
di gunung belakang rumah si
Bonadi saja terus kabarnya anak si Bonadi
sakit-sakit gak jelas gitu, nah apalagi dibuang di sumber?
Poni: (GELENG-GELENG)
Ikii, ikii lek otak dideleh ndek kene!! MENUNJUK
TELAPAK KAKINYA. Itu limbah kan bukan limbah yang
berbahaya amat, limbah yang
berbahaya itu limbah yang berwarna,
bau, rasanya pahit, nah limbah kita bening kok, gak bau, gak pahit cuma agak asem
dikit. Paling-paling ya gak akan kerasa asemnya soalnya air sumbernya kan lebih banyak. Makanya
mikir dong Le!! (MENUNJUK
TELAPAK KAKINYA LAGI)
LADIMO BERPIKIR SAMBIL MEMEGANG KAKINYA.
Ladimo: (MENGANGGUK) bener juga
ndoro, kalau gitu setelah ini saya langsung
perintahkan buruh-buruh kita untuk
bikin saluran pembuangan
ke arah sumber. Tapi ongkosnya mana ndoro, uang tutup mulut, uang jalan, uang makan, uang keringat,
tunjangan keselamatan, tunjangan
kecelakaan, tunjangan keluarga, uang keamanan??
(MENADAHKAN TANGAN KANANNYA KE PONI)
Poni: (EMOSI) Dapuranmu!!
belum kerja uda minta tunjangan!! kerja dulu sana,
nanti kalau beres tak kasih tanah kamu!! (MENDORONG LADIMO HINGGA JATUH TERSUNGKUR)
Ladimo: (TERJATUH DAN LATAH)
Asem Jowo!! aduhh, gegar otak iki..... inggih
ndoro, saya berangkat.... (BERLARI KECIL SAMBIL PEGANG KAKINYA)
TIBA-TIBA BONADI MENCEGAT LADIMO DI DEPAN PINTU
SAMBIL NONJOK MUKA LADIMO
Bonadi: (NADA
MARAH) Eeh, dadi kowe yang bikin anak-anakku sakit parah itu?? Dadi kowe yang bikin aku
dipecat gak terhormat setelah menyuap
pimpinan perkebunan?? Jan kampret tenan kowe Pon!! (MENGEPALKAN TANGAN DAN MENGANGKATNYA)
Tak lucuti kowe!! (BERGEGAS MENGHAMPIRI PONI
UNTUK MENGHAJARNYA).
LALU BONADI BERHENTI SEBENTAR
Bonadi: (MENUNDUK) Kamu tahu
kalau aku ini aktivis lingkungan ternyata, makanya
kowe sowan sama Pak Agus, buat menyingkirkan aku. Pasti aku akan menolak pembuangan limbahmu ke sumber
tadi, itu limbah beracun,
bisa menyebabkan mutasi genetik dan efek toksik yang berakibat
kematian, itu namanya asam sianida!! Apa kowe mau membunuh semua yang ada di desa ini??
(BERJALAN LAGI MENGHAMPIRI
PONI DENGAN LANGKAH YANG LEBIH CEPAT)
Poni: (MENEPUK TANGAN 3
KALI PERTANDA MEMANGGIL SEMUA
ANAK BUAHNYA UNTUK MENGHAJAR BALIK BONADI)
Usir kecoak ini, cepet, husshh!! rumahku bisa kena penyakit juga nanti... (KIPAS-KIPAS UANG) Aduh, butuh mendinginkan diri berendam di kolam renang
nih...... gara-gara kecoak kecil!!
BONADI LANGSUNG DIKEROYOK ANAK BUAH PONI HINGGA
BABAK BELUR. BONADI PUN HANYA BISA MENGERANG KESAKITAN.
Poni: Aduh,
sakit ya?? mau ke dokter?? gak usah ke dokter ya, kamu gak pantes diobatin dokter,
(MENGELUARKAN SEKEPING UANG LOGAM
LIMA RATUSAN LALU MENARUHNYA DI SAKU BAJU
BONADI) nih kukasih uang, buat beli Handyplast gih.... (LALU IA SEGERA PERGI)
KEMBALI KE SETTING AWAL TUKANG SAYUR
MENDENGAR CERITA BONADI, PAK HANSIP MENANGIS
DAN URUNG MEMBAWA BONADI KE PAK LURAH, YANG LAIN HANYA MENGANGGUK-ANGGUK SAJA.
DALAM WAKTU SEKEJAP MASYARAKAT DESA SUDAH TAHU
SEMUA NIAT BURUK PONI, AKHIRNYA MASYARAKAT MENYEGEL PABRIK DAN MENYITA SELURUH
KEKAYAAN PONI UNTUK PENGOBATAN WARGA YANG MENDERITA SAKIT SEPERTI ANAK-ANAK
BONADI.
LADIMO KINI MENJADI BURUH SERABUTAN.
PONI MENJADI PENGEMIS JALANAN.
Dokumentasi Foto
Mak Ideh si penjual sayur,, senyumnya reek.. |
Poni si bos kain behind the scene.. Memoles bibir. hahaha |
Di kehidupan nyata gak selebai ini loooh dandannya |
Keempat pemain cewek tanpa Sumintil |
Narrator yang cantiiik,,. Parto pun lewaaat... |
Perkenalan tokoh di depan kelas |
Sesi awal: dagangan yu ideh diserbu Sumintil dan Lasimah. sambil nggosip |
Sok belagunya mpok Aji: baju dan dompetnya gak matching..! :P |
Kedatangan mpok Aji gak disukai teman-temannya, karena mpok Aji si biang gosip, sombong, dan kikir |
Kedatangan perampok yang meresahkan warga |
Bahu-membahu meringkus perampok bersenjata tajam |
Mpok Aji menyarankan memanggil warga biar mengeroyok si maling. Usulnya ditolak atas dasar kemanusiaan. |
By the way,, siapa sesungguhnya jati diri si perampok..??? |
Semua setuju membuka topeng si perampok untuk mengetahui jati dirinya. |
OMG ternyata kenyataan bahwa si perampok suami mpok Aji membuat mpok Aji jatuh pingsan menanggung malu. |
Ceritanya, mpok Aji menuntut bang Bonadi terlampau banyak tanpa tahu suaminya telah dipecat |
Inilah biang di segala biang perampokan, si bos pabrik kain membuang limbah pabrik sembarangan. |
Ajudan Poni alias Ladimo yang bete gara2 diomelin.. |
Bos kain gak mau tahu imbas limbahnya, yg dia tahu uang dalam gudang uangnya bertambah |
Dengan cuek Poni mengabaikan kritik dan makian Bonadi, g ada sedikitpun penyesalan |
Hehehe,, Poni ternyata mempesona juga ya.,. Xixixi.. its me..! :-) |
Segera setelah selesai memaki2 Poni, Poni memanggil suruhannya untuk menghajar Bonadi |
Setelah mendengar cerita flashback, para ibu2 dan satpam jadi geram pada Poni dan kasihan pada Bonadi |
Sesungguhnya Bonadi hanyalah korban dampak sosial akibat pembuangan limbah pabrik yang tidak sesuai AMDAL |
Narrator menamatkan cerita Bisik2 Tetangga |
Hikmah dalam cerita by Muthia |
Foto semua tokoh bersama dosen: Ibu Miemien (gamis merah) |
Foto tokoh "Bisik2 tetangga" bersama teman sekelas |
Latihan script hanya semalam |
Wujud asli mak Ideh: baju putih-hitam-merah, di belakangnya Sumintil dan Lasimah |
Video Perkenalan Tokoh
THANKS A LOT FOR ATTENTION
WAIT FOR MY NEXT POSTING
0 comments:
Posting Komentar